Diceritakan oleh Winy.
Halo gaes, kali ini aku mau cerita pengalaman serem yang
pernah kualami saat masih kos di sebuah kota. Nama lokasi wilayah semua
kurahasiakan ya.
Namaku Winy, saat itu aku kos di sebuah rumah yang letaknya
ngga jauh dari tempat kerjaku. Malam itu
sepulang kerja aku sedang istirahat di kos dan ngobrol-ngobrol dengan tetangga
kos ku Ka Yuni. Ada aja topik obrolan yang kami bahas sampai energi rasanya
habis dan Ka Yuni tiba-tiba bilang “Win aku laper lagi kita beli makan yuk”.
Padahal saat itu aku sudah makan di kantor jam 5 sore, dan
sekarang udah ngerasa lapar lagi. Sama seperti Ka Yuni. Aku melirik jam dinding
di ruang tamu kos, sudah jam 8 malam. “Mau makan apa Ka?” lalu ka Yuni menjawab
“apa aja deh, pecel juga boleh! Yuk berangkat!” sambil meraih kunci motor.
Aku menjawab “Bentar kak siap2 dulu ganti baju” lalu Ka Yuni
menanggapi “oke ketemu di gerbang yah”. Sambil berjalan menuju gerbang dan
menyiapkan motor. Oya aku belum menambahkan kalo aku dan Ka Yuni sama-sama
merupakan penghuni baru di kosan ini . Kami baru kos di sini sekitar 2 mingguan
jadi belum begitu paham daerah sekitar kos.
Itulah sebabnya Ka Yuni senang berkeliling dengan motornya
sekedar mencari makan atau cemilan sehingga bisa lebih mengenali wilayah
sekeliling kosan. Aku bergegas ke gerbang setelah mengunci kamarku, lalu duduk
membonceng Ka Yuni yang mengemudikan motor.
Baca juga : Cerita Horror-Room Service
“Win kita beli nasi goring aja yuk,” seru Kak Yuni. Aku
setuju. Rasanya enak juga malam-malam makan nasi goreng pedes dan panas
ditambah kerupuk yang banyak sambil ngobrol di teras kos. “Kita bungkus aja ya”,
tambahku. “Siaap..!” jawab Ka Yuni sambil membelokkan motor ke arah sebuah gang
sempit. Gang ini kelihatan sepi dan masih muat mobil tapi hanya bisa 1 mobil
yang lewat. Tak jauh dari depan gang terlihat nyala lampu dari sebuah gerobak nasi
goreng.
Ka Yuni segera mengarahkan motor menuju posisi gerobak dan
memperlambat kecepatan. Kami parkir di depan gerobak dan turun untuk memesan
nasi goreng sebanyak dua porsi. “Yang pedes ya pak dan minta kerupuk yang
banyak,” pesan Ka Yuni. Aku mengambil ponsel sambil mengecek notifikasi. Tidak
ada notif. Lalu aku mengamati gerobak nasi goreng dan penjualnya, sosoknya
kurus dan keriput, beliau seorang kakek-kakek. Terlihat beliau tidak mengerjakan
pesanan lain, mungkin kami pembeli pertama. Lumayan deh jadi nggak usah nunggu
lama-lama, batinku.
Bapak penjual nasi ini pendiam tidak seperti penjual yang
biasa kutemui. Saat Ka Yuni memesanpun bapak ini hanya mengangguk. Dengan
mengenakan kaos putih polos dan topi, serta handuk melilit lehernya, bapak ini
jarang mengangkat wajah dan fokus menyiapkan masakan. Mulai dari menggoreng
telur dan memotong-motong sayuran, kulihat abang nasi goreng mengerjakan dengan
cukup cepat.
Baca juga : Cerita Horror-Suara Tangisan Anak di Malam Hari
Ka Yuni sedang mendengar sebuah lagu di hpnya. Aku dan Ka
Yuni asik dengan pikiran masing-masing ketika sebuah mobil membelok masuk ke
gang tempat kami berada, dan ukuran mobil itu cukup besar. Artinya kami harus
meminggirkan motor lebih ke kiri supaya mobil bisa lewat. Si pengemudi
menyalakan lampu untuk memberi kode akan lewat.
Tiba-tiba Ka Yuni menarik tanganku “Winy kita pulang!!”
wajah ka Yuni terlihat pucat seperti ketakutan. Ada apa sebenarnya? Aku ikutan panik.
“Ada apa sih kak? Kok pulang! Kan masih dimasak..??!!” protesku. Ka Yuni
menyalakan mesin motornya dan dengan wajah panik berteriak “Ayo Winy kabur!!”
aku segera menuruti meski ngga tahu permasalahannya. Apakah pengemudi mobil itu
ingin melakukan hal jahat atau apa? Aku ngga sempat berpikir langsung nurut
perintah Ka Yuni. Dia pasti akan menjelaskannya kepadaku nanti. Aku langsung membonceng Ka Yuni dan bergegas
pergi.
Baca juga : Cerita Horror-Bunyi Mesin Ketik di Malam Hari
Tiba-tiba aku merasa ada tangan menepuk bahuku dan spontan
menengok, lalu kakek penjual nasi goreng terlihat ada di belakangku dan berkata
sambil senyum menyeringai “Sudah tau ya Neng?”. Bersamaan kudengar teriakan Ka
Yuni yang mengebut motornya. Jantungku berdegup keras, rasa takut memenuhi
pikiranku. Jangan-jangan…
Setiba di kosan, Ka Yuni masih ngos-ngosan dan lemas serta
mengulang-ulang kalimat “Ga ada kakinya..”. Setelah kami menenangkan diri
barulah Ka Yuni cerita, ketika pengemudi mobil menyalakan lampu sorot, Ka Yuni
melihat kakek penjual nasi goring itu melayang dan tidak ada kakinya! Saat itu
Ka Yuni langsung menarik tanganku mengajak pulang. Ka Yuni sempat melihat kakek
tersebut melirik dan tersenyum kepadanya, seakan-akan tahu bahwa Ka Yuni sudah
tau. Itulah yang membuat ka Yuni semakin panik ingin kabur.
Aku terdiam saat Ka Yuni menceritakan semua ini. Aku nggak
memperhatikan kaki si penjual nasi goreng karena aku sedang asik melihat HP.
Namun.. ketika kakek itu menepuk bahuku, aku merasakan udara dingin dan sorot
mata kakek itu membuat bulu kudukku merinding tanpa sebab.Setiap kali aku
teringat pengalaman ini aku masih merasa takut karena ingat wajahnya. Sejak
kejadian ini, aku dan Ka Yuni menghindari keluar malam untuk membeli makanan.
Begitulah ceritaku mengenai Hantu penjual nasi goreng di dekat kosanku.
SEKIAN
Comments
Post a Comment
Komentar